A.
Pengertian model pembelajaran interaktif
Model pembelajaran Interaktif adalah suatu cara atau teknik pembelajaran
yang digunakan guru pada saat menyajikan bahan pelajaran dimana guru pemeran
utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi
antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan dengan sumber pembelajaran
dalam menunjang tercapainya tujuan belajar. Menurut Syah (1998) proses belajar
mengajar keterlibatan siswa harus secara totalitas, artinya melibatkan pikiran,
penglihatan, pendengaran dan psikomotor (keterampilan, salah satunya sambil
menulis). Dalam proses mengajar seorang guru harus mengajak siswa untuk
mendengarkan, menyajikan media yang dapat dilihat, memberi kesmpatan untuk
menulis dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan sehingga terjadi dialog
kreatif yang menunjukan proses belajar mengajar yang interaktif.
B. Jenis-jenis
model pembelajaran interaktif
1.
METODE CERAMAH
Metode ceramah adalah
metode yang boleh dikatakan metode tradisonal. Karena sejak dulu metode ini
telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik
dalam interaksi edukatif.
a. Kelebihan Metode Ceramah
1. Guru mudah menguasai kelas.
2. Mudah dilaksanakan.
3. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
4. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah
besar.
b. Kekurangan Metode Ceramah
1. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian
kata-kata).
2. Anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan
menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar
menerimanya.
3. Bila terlalu lama membosankan.
4. Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak
didik.
5. Menyebabkan anak didik pasif.
c.
Langkah-langkah
:
1.
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
2.
Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
3.
Membimbing pelatihan
4.
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
5.
Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan
2. METODE PROYEK
Metode proyek adalah
suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk
menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya.
Bertujuan agar anak didik tertarik untuk belajar.
a. Kelebihan Metode Proyek
1. Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit
menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupan.
2. Melalui metode ini, anak didik dibina dengan
membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu,
yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
b. Kekurangan Metode Proyek
1. Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik
secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini;
2. Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan
pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru,
sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini;
3. Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai
kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang
diperlukan;
4. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat
mengaburkan pokok unit yang dibahas.
3. METODE EKSPERIMEN
Metode eksperimen
adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok,
untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan metode ini anak
didik diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, melakukan
eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan
memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata.
a. Kelebihan Metode Eksperimen
1. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas
kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya
menerima kata guru atau buku;
2. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan
studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang
dituntut dari seorang ilmuwan; dan
3. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat
membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaannya
yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
b. Kekurangan Metode Eksperimen
1. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap
anak didik berkesempatan mengadakan eksperimen;
2. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama,
anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran; serta
3. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang
ilmu dan teknologi.
4. METODE PEMBERIAN TUGAS DAN RESITASI
Pemberian tugas
dengan arti guru menyuruh anak didik misalnya membaca, tetapi dengan
menambahkan tugas-tugas seperti mencari dan membaca buku-buku lain sebagai
perbandingan, atau disuruh mengamati orang/masyarakatnya setelah membaca buku
itu. Dengan demikian, pemberian tugas adalah suatu pekerjaan yang harus anak
didik selesaikan tanpa terikat dengan tempat.
a.
Kelebihan Metode
Pemberian Tugas dan Resitasi
1. Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar
sendiri akan dapat diingat lebih lama; dan
2. Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan
keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.
b.
Kekurangan Metode
Pemberian Tugas dan Resitasi
1. Seringkali anak didik melakukan penipuan di mana anak
didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah
mengerjakan sendiri;
2. Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa
pengawasan; dan
3. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan
individual.
5. METODE DISKUSI
Diskusi adalah
memberikan altematif jawaban untuk membantu memecahkan berbagai problem
kehidupan. Dengan catatan persoalan yang akan didiskusikan harus dikuasai
secara mendalam.
a.
Kelebihan Metode
Diskusi
1. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan
dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan (satu jawaban saja).
2. Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka
saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh
keputusan yang lebih baik.
3. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat
orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan
bersikap toleran.
b.
Kekurangan Metode
Diskusi
1. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar;
2. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas;
3. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara;
dan
4. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih
formal.
6. METODE LATIHAN
Metode latihan
(driil) disebut juga metode training, yaitu suatu cara mengajar untuk
menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga, sebagai sarana untuk memelihara
kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk
memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
a.
Kelebihan Metode
Latihan
1. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti
menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
2. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam
perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan
sebagainya.
3. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan
kecepatan pelaksanaan.
b.
Kekurangan Metode
Latihan
1. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak
didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dan
pengertian.
2. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada
lingkungan.
3. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara
berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.
4. Dapat menimbulkan verbalisme.
7. PICTURE AND
PICTURE
a.
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.
Menyajikan materi
sebagai pengantar
3.
Guru
menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
4.
Guru menunjuk/memanggil
siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang
logis
5.
Guru menanyakan
alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6.
Dari alasan/urutan
gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai
7.
Kesimpulan/rangkuman
8. NUMBERED HEAD TOGETHER ((KEPALA BERNOMOR) (SPENCER
KAGAN, 1992)
a.
Langkah-langkah :
1.
Siswa dibagi dalam
kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2.
Guru memberikan tugas
dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3.
Kelompok
mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat
mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4.
Guru memanggil salah
satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
5.
Tanggapan dari teman
yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
6.
Kesimpulan
9. COOPERTIVE SCRIPT (DANSEREAU CS., 1985)
Skrip kooperatif :
metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan
mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
a.
Langkah-langkah :
1.
Guru membagi siswa
untuk berpasangan
2.
Guru membagikan
wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
3.
Guru dan siswa
menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang
berperan sebagai pendengar
4.
Pembicara membacakan
ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam
ringkasannya. Sementara pendengar :
·
Menyimak/mengoreksi/menunjukkan
ide-ide pokok yang kurang lengkap
·
Membantu
mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau
dengan materi lainnya
5.
Bertukar peran,
semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta
lakukan seperti diatas.
6.
Kesimpulan Siswa
bersama-sama dengan Guru
7.
Penutup
10. KEPALA BERNOMOR STRUKTUR (MODIFIKASI DARI NUMBER
HEADS)
a.
Langkah-langkah :
1.
Siswa dibagi dalam
kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2.
Penugasan diberikan
kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai
3.
Misalnya : siswa
nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa
nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
4.
Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa
disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor
sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa
saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
5.
Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
6.
Kesimpulan
C.
Kelebihan
Pembelajaran Interaktif
Kelebihan
pembelajaran interaktif sebagaimana dikemukakan oleh Suprayekkti (2006:28)
adalah bahwa peserta didik belajar mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan
pertanyaan, dan mecoba menemukan jawaban terhadap pertanyaan sendiri dengan
melakukan observasi atau pengamatan. Dengan cara seperti itu, peserta
didik menjadi krtis dan aktif belajar. Sedangkan menurut Renny dalam Nurhasanah
(2004:17) kelebihan pembelajaran interaktif adalah :
1.
Siswa lebih banyak
kesempatan untuk melibatkan keingintahuannya pada objek yang akan dipelajari,
2.
Melatih siswa mengungkapkan
rasa ingin tahu melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa oleh guru,
3.
Memberikan sarana bermain
bagi siswa melalui kegiatan eksplorasi dan investigasi,
4.
Guru sebagai fasilitator, motivator,
dan perancang aktivitas belajar,
5.
Menempatkan siswa sebagai
subjek pembelajaran yang aktif ,
6.
Hasil belajar akan lebih
bermakna.
Kelebihan
lain dar strategi ini antara lain : 1) peserta didik dapat belajar dari
temannya dan guru untuk membangun keterampilan social dan kemampuan-kemampuan;
2) mengorganisasika pemikiran dan membangun argument yang rasional.
Strategi pembelajaran yang interaktif memungkinkan untuk menjangkau kelompok
kelompk dan metode-metode interktif. Adapun kekurangan dari strategi ini adalah
sangat bergantung pada kecakapan guru dalam menyusun dan mengembangkan dinamika
kelompok.
D.
Contoh Pembelajaran
Interaktif
Pelajaran Seni Tari Kelas VII E Tanggal 6
Febuari 2012
Pembelajaran
Seni Tari pada kelas VII E terdiri dari tiga tahapan yaitu pendahuluan kegitan
inti dan penutup. Pendahuluan yaitu Ibu Wahyu memberikan apersepsi kepada siswa
tentang materi yang akan diajarkan yaitu siswa mengeksplorasi gerak tari secara
berkelompok. Kegiatan Inti yaitu siswa melakukan kegiatan apresiasi, menonton
video tari Gundul Pacul, Ibu Wahyu menyuruh siswa untuk berkelompok dan
berdiskusi mengeksplorasi geraak tari Gundul Pacul. Kegiatan diskusi selesai,
Ibu Wahyu memanggil kelompok 1 untuk menampilkan hasil diskusinya. Ibu Wahyu
memberikan evaluasi kepada kelompok 1. Ibu Wahyu memanggil aggota kelompok 1
yaitu Rina dan Nita untuk menari bersama-sama, dilannjutkan dengan Ibu Wahyu memberberikan
evaluasi dari gerakan yang ditampilkan Rina dan Nita. Hasil pembelajaran kelas
VII E dapat dilihat dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik. Kognitif
yaitu seperti yang dikatakan oleh Rina (Wawancara 6 Febuari 2012) bahwa Rina
sudah agak bisa mengerti cara mengeksplorasi gerak tari. Afektif yaitu seperti
yang dikatakan Rina bahwa, Rina merasa malu dan takut ditertawakan oleh
temannya. Psikomotor yaitu Siswa kelas VII E dapat mengeksplorasi gerak tari
tari Gundul Pacul Penutup yaitu
Ibu Wahyu memberikan kesimpulan dari pembelajaran hari ini dan memberikan
tugas. Kesimpulannya yaitu usaha kalian dalam membuat ide-ide gerak tari siswa
bagus berkelompok, gerakan harus sudah hafal danminggu depan sudah menggunakan
musik.
Daftar pustaka
Strategi
dan model pembelajaran aktif menyenangkan. Penulis, H. Hamruni M.Si.,
yogyakarta: fakultas tarbiyah UIN sunan kalijaga 2009.
Strategi
pembelajaran. Penulis, Abdul Majid, M.Pd., bandung: PT. Remaja Rosdakarya
offset.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar