Kamis, 11 Desember 2014

Model Pembelajaran Interaktif


  A.    Pengertian model pembelajaran interaktif
Model pembelajaran Interaktif adalah suatu cara atau teknik pembelajaran yang digunakan guru pada saat menyajikan bahan pelajaran dimana guru pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan dengan sumber pembelajaran dalam menunjang tercapainya tujuan belajar. Menurut Syah (1998) proses belajar mengajar keterlibatan siswa harus secara totalitas, artinya melibatkan pikiran, penglihatan, pendengaran dan psikomotor (keterampilan, salah satunya sambil menulis). Dalam proses mengajar seorang guru harus mengajak siswa untuk mendengarkan, menyajikan media yang dapat dilihat, memberi kesmpatan untuk menulis dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan sehingga terjadi dialog kreatif yang menunjukan proses belajar mengajar yang interaktif.
  B.     Jenis-jenis model pembelajaran interaktif
1.      METODE CERAMAH
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisonal. Karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif.
a.    Kelebihan Metode Ceramah
1.   Guru mudah menguasai kelas.
2.   Mudah dilaksanakan.
3.   Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
4.   Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar.
b.    Kekurangan Metode Ceramah
1.   Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
2.   Anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
3.   Bila terlalu lama membosankan.
4.   Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
5.   Menyebabkan anak didik pasif.
c.    Langkah-langkah :
1.   Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
2.   Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
3.   Membimbing pelatihan
4.   Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
5.   Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan

2.      METODE PROYEK
Metode proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya. Bertujuan agar anak didik tertarik untuk belajar.
a.    Kelebihan Metode Proyek
1.   Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
2.   Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
b.    Kekurangan Metode Proyek
1.   Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini;
2.   Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini;
3.   Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan;
4.   Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.

3.      METODE EKSPERIMEN
Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan metode ini anak didik diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata.


a.    Kelebihan Metode Eksperimen
1.   Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku;
2.   Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan; dan
3.   Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaannya yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
b.    Kekurangan Metode Eksperimen
1.   Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan eksperimen;
2.   Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran; serta
3.   Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.

4.      METODE PEMBERIAN TUGAS DAN RESITASI
Pemberian tugas dengan arti guru menyuruh anak didik misalnya membaca, tetapi dengan menambahkan tugas-tugas seperti mencari dan membaca buku-buku lain sebagai perbandingan, atau disuruh mengamati orang/masyarakatnya setelah membaca buku itu. Dengan demikian, pemberian tugas adalah suatu pekerjaan yang harus anak didik selesaikan tanpa terikat dengan tempat.
a.    Kelebihan Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
1.   Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama; dan
2.   Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.
b.    Kekurangan Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
1.   Seringkali anak didik melakukan penipuan di mana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri;
2.   Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan; dan
3.   Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.
5.      METODE DISKUSI
Diskusi adalah memberikan altematif jawaban untuk membantu memecahkan berbagai problem kehidupan. Dengan catatan persoalan yang akan didiskusikan harus dikuasai secara mendalam.
a.    Kelebihan Metode Diskusi
1.   Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan (satu jawaban saja).
2.   Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
3.   Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran.
b.    Kekurangan Metode Diskusi
1.   Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar;
2.   Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas;
3.   Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara; dan
4.   Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.
6.      METODE LATIHAN
Metode latihan (driil) disebut juga metode training, yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga, sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
a.    Kelebihan Metode Latihan
1.   Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
2.   Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
3.   Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
b.    Kekurangan Metode Latihan
1.   Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dan pengertian.
2.   Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
3.   Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.
4.   Dapat menimbulkan verbalisme.
7.      PICTURE AND PICTURE
a.    Langkah-langkah :
1.   Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.   Menyajikan materi sebagai pengantar
3.   Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
4.   Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
5.   Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6.   Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7.   Kesimpulan/rangkuman
8.      NUMBERED HEAD TOGETHER ((KEPALA BERNOMOR) (SPENCER KAGAN, 1992)
a.    Langkah-langkah :
1.   Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2.   Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3.   Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4.   Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
5.   Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
6.   Kesimpulan
9.      COOPERTIVE SCRIPT (DANSEREAU CS., 1985)
Skrip kooperatif : metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
a.    Langkah-langkah :
1.   Guru membagi siswa untuk berpasangan
2.   Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
3.   Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4.   Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar :
·      Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
·      Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
5.   Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
6.   Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru
7.   Penutup

10.  KEPALA BERNOMOR STRUKTUR (MODIFIKASI DARI NUMBER HEADS)
a.    Langkah-langkah :
1.   Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2.   Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai
3.   Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
4.   Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
5.   Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
6.   Kesimpulan


  C.     Kelebihan Pembelajaran Interaktif
Kelebihan pembelajaran interaktif sebagaimana dikemukakan oleh Suprayekkti (2006:28) adalah bahwa peserta didik belajar mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan pertanyaan, dan mecoba menemukan jawaban terhadap pertanyaan sendiri dengan melakukan observasi atau  pengamatan. Dengan cara seperti itu, peserta didik menjadi krtis dan aktif belajar. Sedangkan menurut Renny dalam Nurhasanah (2004:17) kelebihan pembelajaran interaktif adalah :
1.         Siswa lebih banyak kesempatan untuk melibatkan keingintahuannya pada objek yang akan dipelajari,
2.         Melatih siswa mengungkapkan rasa ingin tahu melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa oleh  guru,
3.         Memberikan sarana bermain bagi siswa melalui kegiatan eksplorasi dan investigasi,
4.         Guru sebagai fasilitator, motivator, dan perancang aktivitas belajar,
5.         Menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran yang aktif ,
6.         Hasil belajar akan lebih bermakna.
Kelebihan lain dar strategi ini antara lain : 1) peserta didik dapat belajar dari temannya dan guru untuk membangun keterampilan social dan kemampuan-kemampuan; 2) mengorganisasika  pemikiran dan membangun argument yang rasional. Strategi pembelajaran yang interaktif memungkinkan untuk menjangkau kelompok kelompk dan metode-metode interktif. Adapun kekurangan dari strategi ini adalah sangat bergantung pada kecakapan guru dalam menyusun dan mengembangkan dinamika kelompok.

  D.    Contoh Pembelajaran Interaktif
Pelajaran Seni Tari Kelas VII E Tanggal 6
Febuari 2012
Pembelajaran Seni Tari pada kelas VII E terdiri dari tiga tahapan yaitu pendahuluan kegitan inti dan penutup. Pendahuluan yaitu Ibu Wahyu memberikan apersepsi kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan yaitu siswa mengeksplorasi gerak tari secara berkelompok. Kegiatan Inti yaitu siswa melakukan kegiatan apresiasi, menonton video tari Gundul Pacul, Ibu Wahyu menyuruh siswa untuk berkelompok dan berdiskusi mengeksplorasi geraak tari Gundul Pacul. Kegiatan diskusi selesai, Ibu Wahyu memanggil kelompok 1 untuk menampilkan hasil diskusinya. Ibu Wahyu memberikan evaluasi kepada kelompok 1. Ibu Wahyu memanggil aggota kelompok 1 yaitu Rina dan Nita untuk menari bersama-sama, dilannjutkan dengan Ibu Wahyu memberberikan evaluasi dari gerakan yang ditampilkan Rina dan Nita. Hasil pembelajaran kelas VII E dapat dilihat dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik. Kognitif yaitu seperti yang dikatakan oleh Rina (Wawancara 6 Febuari 2012) bahwa Rina sudah agak bisa mengerti cara mengeksplorasi gerak tari. Afektif yaitu seperti yang dikatakan Rina bahwa, Rina merasa malu dan takut ditertawakan oleh temannya. Psikomotor yaitu Siswa kelas VII E dapat mengeksplorasi gerak tari tari  Gundul Pacul Penutup yaitu Ibu Wahyu memberikan kesimpulan dari pembelajaran hari ini dan memberikan tugas. Kesimpulannya yaitu usaha kalian dalam membuat ide-ide gerak tari siswa bagus berkelompok, gerakan harus sudah hafal danminggu depan sudah menggunakan musik.

Daftar pustaka

Strategi dan model pembelajaran aktif menyenangkan. Penulis, H. Hamruni M.Si., yogyakarta: fakultas tarbiyah UIN sunan kalijaga 2009.
Strategi pembelajaran. Penulis, Abdul Majid, M.Pd., bandung: PT. Remaja Rosdakarya offset.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diagonal Select - Hello Kitty 2