A. Pengertian
Pembelajaran Tematik/Terpadu
Pembelajaran
tematik atau dapat juga disebut pembelajaran terpadu merupakan pendekatan
pembelajaran yang memadukan/mengaitkan pokok bahasan pada minimal dua mata
pelajaran atau lebih menjadi satu tema yang berkaitan studi untuk memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa. Pada dasarnya pembelajaran tematik merupakan
suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik individu maupun kelompok
aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara
holistik, bermakna, dan otentik. Melalui pembelajaran terpadu siswa dapat
pengalaman langsung dalam proses belajarnya, hal ini dapat menambah daya
kemampuan siswa semakin kuat tentang hal-hal yang dipelajarinya.
Menurut Prabowo (2002:2), pembelajaran
terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan atau mengkaitkan
berbagai bidang studi. Pembelajaran terpadu juga merupakan pendekatan belajar
pengajar yang melibatkan beberapa bidang studi. Pembelajaran terpadu,
merupakan pendekatan belajar mengajar yang memperhatikan dan menyesuaikan
dengan tingkat perkembangan anak didik. Disamping itu Menurut Aminudin (1994),
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
menghubungkan berbagai mata pelajaran yang mencerminkan dunia nyata
disekeliling serta dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak. Suatu cara
untuk mengambangkan pengetahuan dan ketrampilan anak secara serempak
(simultan). Merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa mata
pelajaran yang berbeda dengan harapan siswa akan belajar dengan lebih baik dan
bermakna. Sedangkan menurut Connen dan Manion (1992) Pembelajaran terpadu
menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih
terstruktur yang bertolak pada tema-tema tertentu sebagai titik pusatnya. Jadi
pembelajaran ini diawali dari suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang
dikaitkan dengan pokok–pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan
konsep lain, yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam dua
bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar anak sehingga
proses pembelajaran menjadi lebih bermakna.
B. Macam-macam Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran terpadu menurut Robin
Fogarty (1991) terdapat sepuluh model dalam merencanakan
pembelajaran terpadu, yaitu :
1) Model
Penggalan (Fragmented)
Model
ini ditandai oleh ciri pemaduan yang hanya terbatas pada satu mata pelajaran
saja. Misalnya,dalma mata pelajaran bahasa Indonesia materi pembelajaran
tentang menyimak, berbicara, membaca dan menulis dapat dipadukan dalam materi
pembelajaran ketrampilan berbahasa.
2) Model
Keterhubungan (Connected)
Model
Connected dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat
dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Butir-butir pembelajaran
seperti: kosakata, struktur, membaca, dan mengarang misalnya dapat dipayungkan
pada mata pelajaran bahasa dan sastra.
3) Model Sarang
(Nested)
Model
Nested merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep ketrampilan melalui
sebuah kegiatan pembelajaran. Misalnya, pada jam-jam tertentu guru memfokuskan
kegiatan pembelajaran pada pemahaman bentuk kata, makna kata,dan ungkapan
dengan saran pembuahan ketrampilan dalam mengembangkan daya imajinasi, daya
berfikir logis, menentukan ciri bentuk dan makna kata-kata dalam puisi, membuat
ungkapan dan menulis puisi.
4) Model
Urutan/Rangkaian (Sequenced)
Model
Sequenced merupakan model pemaduan topik-topik antar mata pelajaran yang
berbeda secara pararel. Isi cerita dalam roman sejarah, misalnya: topik
pembahasannya secara pararel atau dalam jam yang sama dapat dipadukan dengan
ikhwal sejarah perjuangan bangsa karakteristik kehidupan sosial masyarakat pada
periode tertentu maupun topik yang menyangkut perubahan makna kata.
5) Model Bagian
(Shared)
Model
Shared merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya overlapping
konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. Buir-butir pembelajaran
tetang kewarganegaraan dalam PKn misalnya,dapat bertumpang tindih dengan butir
pembelajaran Tata Negara, PSPB dsb.
6) Model Jaring
Laba-laba (Webbed)
Model
ini bertolakdari pendekatan tematis sebagai pemandu bahan dan kegiatan
pembelajaran. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegaiatan
pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran.
7) Model Galur
(Threaded)
Model
Threaded merupakan model pemaduan bentuk ketrampilan, misalnya: melakukan
prediksi dan estimasi dalam matematika, ramalan terhadap kejadian-kejadian,
antisipasi terhadap cerita, dsb. Bentuk model ini terfokus pada meta
kurikulum.
8) Model
Keterpaduan (Integrated)
Model
integrated merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda,
tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. Topik evidensi yang semula
terdapat dalam pelajaran matematika,bahasa Indonesia, IPA, dan IPS agar
tidak membuat muatan kurikulum berlebihan, cukup diletakkan dalam mata
pelajaran tertentu, misalnya IPA.
9) Model Celupan
(Immersed)
Model
Immersed dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai
pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan medan pemakaiannya. Dalam hal ini
tukar pengalaman dan pemanfaatan pengalaman sangat diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran.
10) Model
Jaringan (Networked)
Model
Networked merupakan model pemaduan pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan
perubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk
ketrampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi,
kondisi, maupun konteks yang berbeda.
Dalam
Model Tematik Terpadu, hanya ada tiga model yang dikembangkan atau
dikenalkan di sekolah maupun lembaga pendidikan tenaga keguruan (LPTK) di
Indonesia. Ketiga model tersebut adalah (1) model keterhubungan (connected), (2) model jaring laba-laba (webbed) dan (3) model kerpaduan (integrated).
C. Langkah-langkah Pembelajaran Tematik Terpadu
1. Menentukan
tema
Tema
dapat ditetapkan oleh pengambil kebijakan, guru, atau ditetapkan bersama dengan
peserta didik.
2. Mengintegrasikan
tema dengan kurikulum
Pada
tahap ini guru harus mampu mendesain tema pembelajaran dengan cara terintegrasi
sejalan dengan tuntutan kurikulum, dengan mengedepankan dimensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
3. Mendesain
rencana pembelajaran
Tahapan ini mencakup
pengorganisasian sumber belajar, bahan ajar, media belajar, termasuk kegiatan
ekstrakurikuler yang bertujuan untuk menunjukkan suatu tema pembelajaran
terjadi dalam kehidupan nyata. Misalnya, pembelajaran di kelas yang didasarkan
atau diperkaya hasil karya wisata, kunjungan ke museum, dan lain-lain.
4. Melaksanakan
Aktivitas Pembelajaran
Tahapan ini memberi peluang peserta
didik untuk mampu berpartisipasi dan memahami berbagi persepektif dari suatu
tema. Hal ini memberi peluang bagi guru dan peserta didik melakukan eksplorasi
suatu pokok bahasan.
D. Kelebihan dan kekurangan/keterbatasan Pembelajaran Tematik/Terpadu
v Kelebihan
Pembelajaran Terpadu (DEPDIKBUD,1996):
1. Pengalaman
dan kegiatan belajar anak relevan dengan tingkat perkembangannya
2. Kegiatan
yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak
3. Kegiatan
belajar bermakna bagi anak, sehingga hasilnya dapat bertahan lama
4. Keterampilan
belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai dengan lingkungan anak
5. Keterampilan
sosial anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu. Keterampilan sosial
ini antara lain adalah kerja sama, komunikasi, dan mau mendengarkan pendapat
orang lain.
6. Keterampilan
berpikir anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu
v Keterbatasan
Pembelajaran Terpadu :
Menurut Prabowo (2000:4) keterbatasan
pembelajaran terpadu yang menonjol antara lain :
1. Menuntut
diadakannya evaluasi tidak hanya pada produk, tetapi juga pada proses.
2. Evaluasi
pembelajaran terpadu tidak hanya berorientasi pada dampak instruksional dari
proses pembelajaran, tetapi juga pada proses dampak pengiring dari proses
pembelajaran tersebut.
3. Menuntut
adanya teknik evaluasi yang banyak ragamnya, sehingga tugas guru menjadi lebih
banyak.
E. Contoh Pembelajaran Tematik Terpadu
Berikut
ini adalah contoh merencanakan pembelajaran tematik model jaring laba-laba yang
dimulai dari penjabaran kompetensi dasar beberapa mata pelajaran di kelas I ke
dalam indikator:
Ø IPA
a) Mengenal
bagian-bagian tubuh dan kegunaannya.
b) Menyebutkan
nama bagian-bagian tubuh menceritakan kegunaan bagian bagian tubuh
c) Menyebutkan
anggota gerak tubuh.
Ø
Bahasa Indonesia
a)
Menyebutkan nama bagian-bagian tubuh.
b)
Menceritakan kegunaan bagian bagian
tubuh.
c)
Menyebutkan anggota gerak tubuh.
Ø
Matematika
a)
Membilang banyak benda.
b)
Membilang atau menghitung secara urut.
c)
Menyebutkan banyak benda.
d)
Membandingkan dua kumpulan benda melalui
istilah lebih banyak, lebih sedikit, atau sama banyak.
Ø
IPS
a)
Mengiden-tifikasi identitas diri,
keluarga, dan kerabat.
b)
Menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan.
c)
Menyebutkan nama ayah, ibu, saudara dan
wali.
d)
Menyebutkan alamat tempat tinggal.
e)
Menyebutkan anggota keluarga yang
tinggal dalam satu rumah.
Ø
Kewarganegaraan
a) Menjelaskan
perbedaan jenis kelamin, agama dan suku bangsa.
b) Menyebutkan
berdasarkan jenis kelamin anggota keluarga.
Ø
Pendidikan Agama Islam
a)
Membiasakan perilaku terpuji.
b)
Membiasakan perilaku jujur.
c)
Membiasakan perilaku bertanggung jawab.
Setelah menjabarkan KD ke dalam indikator guru
menentukan tema sentral dan memetakan keterhubungan antar mata pelajaran dengan
tema sentral.
DAFTAR PUSTAKA
Majid, abdul.2014.Pembelajaran TematikTerpadu.Bandung: PT
REMAJA ROSDAKARTA
http://dadangjsn.blogspot.com/2014/07/model-pembelajaran-tematik-terpadu.html#ixzz3GgKEPpN1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar